Cari Blog Ini

Rabu, 28 Maret 2012

Takkan Tergantikan



Hari yang indah , kali ini aku dan teman-temanku sudah tidak sabar untuk melihat hasil jerih payah kami dalam mengerjakan semua soal UN besok. Oh ya ,, sebelum itu aku mau memperkenalkan diri. Namaku Angel, aku dan teman-temanku bisa dibilang geng yang paling berkuasa di sekolah kami. Kami selalu bersama dalam keadaan suka maupun duka dari kelas 1-6 SD. Tapi kami tidak pernah berfikiran untuk menjadi seperti apa yang mereka bilang, kami bukan geng yang arak-arakan dan kami tidak sejahat apa yang terlihat. Nitha temanku dia adalah temanku yang paling pengertian dari yang lain,paling peduli sama orang, cantik dan dia adalah anak yang paling pendiam beda sama Maya anaknya cerewet banget, kalo ngomong bisa bertahun-tahun nggak selesai padahal yang diomongin itu nggak semuanya penting, PD banget dech anaknya, bisanya malu-maluin,tapi kelebihan dia adalah dia anak yang paling kreatif , mudah memunculkan sesuatu yang baru untuk kami. Kalau Bella anaknya tomboi, cuek sama yang lain, manjanya minta ampun dech(padahal tomboi), anaknya juga cerewet tapi dia anaknya enak kalau diajak omong + curhat.  Dan yang terakhir adalah Natasha anaknya feminim banget , egois, tapi dia humoris ,cocok banget kalau lagi galau trus cerita ke dia langsung senyum dech karena kegilaannya. Kalau aku sendiri bisa dibilang anaknya pendiem, cuek, judes dan yang lain-lain lah. Besok kami berencana berkumpul di rumah Nitha dan pergi ke sekolah bareng-bareng.

Tepat  pukul 5 pagi,alarm membangunkanku, aku langsung pergi mandi + ganti baju. Sebelum berangkat ke rumah Nitha aku sarapan sepotong roti dan segelas susu, setelah itu aku pamit sama mama dan papaku dan langsung ambil sepeda , wush ...mengayuh kencang sepedaku. Sampai di rumah Nitha ternyata aku yang paling terakhir datang tapi aku tenang karena Nitha pun belum selesai sarapan. Setelah menunggu cukup lama kami pun berangkat ke sekolah dengan semangat yang berkobar , kepercayaan diri yang besar dan yakin akan hasil yang kami peroleh. Sesampainya disekolah setelah memakirkan sepeda bel pun berbunyi, kami lari tergesa-gesa. Di kelas semua murid sudah pada deg-degan nunggu hasil. Pak guru pun datang memberi salam lalu berkata “Anak-anak bapak bangga dengan kalian semua, kalian lulus dengan hasil yang sangat memuaskan.” Kami semua pun seketika bersorak kegirangan.

 Kami merayakan ini semua dengan pergi jalan-jalan dari pagi hingga larut malam. Kami berlima sudah berencana akan memasuki SMP yang sama. Kami sudah mendaftar dan kami diterima, tinggal menunggu kegiatan MOS.

Tapi tiba-tiba kami dikejutkan oleh kabar yang tidak mengenakkan. Aku harus berpisah dengan salah seorang sahabatku karena dia harus pindah ke luar negeri mengikuti ayahnya yang tempat kerjanya juga pindah. Jika salah satu dari kami berlima tidak ada, terasa kami semua tak ada artinya. Kami berlima menghabiskan waktu 1 hari kami bersama, meninggalkan sejuta kenangan sebelum akhirnya aku dan kawan- kawan berpisah dengan Maya.


Sudah hampir 5 bulan aku duduk di bangku SMP. Aku mulai jatuh cinta pada kakak kelasku. Dia adalah anak orang kaya yang berpengaruh di sekolahku, dia anak paling tenar di sekolah tak heran lah karena dia adalah ketua OSIS dan dia sendiri sangat tampan,pintar dan baik hati. Ketiga temanku tahu kalau aku suka pada kak Radit, mereka mendukungku tapi aku agak ragu apa aku bisa mendapatkan cintanya. aku sangat bahagia. Aku bisa dekat dengan dia karena temanku satu kelas ada yang menjadi saudaranya. Dan pada saat aku sedang berjalan menuju ruang UKS mengambil obat untuk temanku, tak sengaja dari arah berlawanan dia sedang berlari kencang tak melihat aku ada di depannya dan bruakk... dia menabrakku dan seketika aku langsung terjatuh. Dia langsung menolongku untuk bangun dan dia bertanya,

” Apa kamu tidak apa-apa?”
“ Aku baik-baik saja”, jawabku.
Setelah itu dia mengantarkanku menuju ruang UKS. Tak jadi menolong orang, malah kena musibah, batinku.
“Maafkan aku, tadi aku lari terburu-buru dan tidak melihat ke arahmu”, katanya.
“Oh, tidak apa-apa..”
Lalu kak Radit memaksa untuk mengantarkanku pulang .
“Angel, siapa tadi yang mengantarkanmu pulang?”tanya mamaku.
“Oh,,itu tadi kak Radit kakak kelasku,”jawabku.
“Mama lihat kamu ada rasa yah sama dia,”
“Eng-enggak ma kita cuma temenan aja kok”, jawabku dengan terbelit-belit.
“Oh, ya sudahlah kalau kamu nggak mau cerita ke mama,”sahut mama yang terlihat mengejekku.

“Ih, mama udah dibilangin cuma temenan kok,” aku ngotot.
“Ya, udah cepet mandi sana,” kata mama sembari meninggalkan tempat tidurku.
Aku pun menghambil handukku dan mandi.
Pukul 9 malam, setelah belajar aku  langsung tidur.
Keesokan harinya, seperti biasa aku bangun pukul 5 dan langsung mandi. Aku turun ke lantai bawah dan mengambil sarapanku, setelah itu mama memberiku bekal dan aku langsung berangkat ke sekolah. Tiba di sekolah aku menjalani pelajaran seperti biasanya.

1 minggu sudah aku dan kak Radit menjalani semua kegiatan bersama dan tak terasa kami berdua semakin begitu dekat. Dan suatu hari pada saat aku sedang bermain di rumah Nitha, kak Radit datang ke sana dan mengajakku ke taman yang ada di perumahan itu. Tak pernah kuduga dia menyatakan cinta padaku dan dia memintaku untuk menjadi pacarnya, dengan perasaan yang campur aduk antara senang, terharu, deg-degan aku menerimanya.

“Tuhan apakah ini indahnya cinta.?”,tanyaku dalam hati.
Besoknya kami menjalani kehidupan seperti biasanya. Dan pada saat pelajaran pertama dimulai, tiba-tiba ada seorang murid baru dan tak disangka itu adalah Maya. Dan setelah perkenalan dia duduk di bangku sampingku, mengikuti pelajaran seperti biasanya. Setelah bel istirahat berbunyi kami berlima menuju kantin untuk membeli makan. Maya juga bercerita tentang kehidupannya di luar negeri. Kami menunjukkan rasa kangen kami ke dia dengan menghabiskan waktu 1 hari kami untuk dia.

Setelah lama dia ada di Indonesia, kami menjadi sering menghabiskan waktu bersama kadang masalah pelajaran pun bisa kami lupakan karena terlalu sering bersenang-senang, tapi komitmen kami sudah jelas “Takkan pernah lupakan belajar walau itu hanya 1 menit”. Tak terasa besok adalah ulang tahun Maya.

Aku, Nitha, Bella, Natasha dan juga kak Radit menyiapkan sebuah pesta kecil-kecilan untuknya. Pesta selesai disiapkan dan hari itu pun datang. Pulang sekolah aku dan kawan-kawan mengajaknya ke tempat yang biasanya kami datangi untuk bermain dll.

Sampai disana kami menggebyur Maya dengan air karena dia tidak terima, dia juga membuat kami basah kuyup. Dan kejutan terakhir adalah kue tart itu. Lalu kami menyanyikan lagu happy birthday untuknya.
“Terima kasih teman atas kejutan kalian semua”, kata Maya.
“Sama-sama, maaf ya kalau kejutan ini terlihat tak meriah,” jawabku.
“Tak apa bagiku ini sudah lebih dari cukup kok,” katanya.
Kami seua tersenyum karena kejutan yang kami siapkan untuknya membuat dia bahagia. Sebelum memotong kue dia berdo’a meminta harapannya. Setelah kue terpotong, kami pun memakan kue tersebut.

Sudah 2 minggu setelah ulang tahun Maya. Aku mendengar dari teman-teman sekelas kalau dia suka kepada kak Radit. Aku yang mendengar berita itu tak terlalu menanggapinya, mungkin karena aku tidak mau mempunyai masalah dengannya dan ku anggap dia pun juga punya fikiran sama halnya denganku. Tapi setelah berita itu benar-benar menyebar luas, Maya pun terlihat seperti menjauh dari kami berempat, khususnya aku.

“Hey guys, apa Maya benar-benar suka sama kak Radit?” tanya Bella.
“Hhmm… bisa jadi aja kan? Kalau emang bener gimana jadinya ya..??” sahut Nitha.
“Ya tetep jadi oranglah , masa’ gitu aja berubah jadi power rangers..!! aneh lu..!!,” jawabku.
“So, gimana loe?? Mau marah, diam aja, atau cemburu menguras hati.!, Hahaha .. :D” Nitha bertanya lagi.
“Ya , tinggal lihat aja nanti, kayak apa jadinya..!!”, jawabku so cuek n jutek.
“Haddohh…!!!”, Natasha mengeluh.
“Kenapa lagi ??,” tanyaku.
“Cuma gara-gara hal nggak penting kayak CINTA , PERSAHABATAN terindah pun harus hancur”, jawab Natasha kecewa.
“Ya sih, tapi jangan salahin aku ya.. :D aku kan nggak tahu apa-apa dan nggak terlalu mempermasalahkan, Hehe..”, jawabku sambil nyegar-nyengir.
“Kami nggak nyalahin kamu kok, memang dia yang terlalu membesar-besarkan,” jawab Nitha.
“Angel di hatimu sebenernya kamu nggak mengatakan kayak gitu kan??, pasti kamu mikirin banget-banget berita yang ada, jangan di buat beban ya.. oke…. J,” kata Bella.
“Ya, lah ... !!!! Ayo kita pulang dari pada di sini Ngapain juga…???,” kataku sambil meninggalkan tempat duduk.
Keesokan harinya aku lihat dia tak masuk sekolah karena sakit. Aku mengajak kawan-kawan  menjenguk ke rumahnya nanti sepulang sekolah.
“Eh, nanti sepulang sekolah, ayo kita ke rumah Maya,” ajakku.
“Peduli amat, dia kan udah benci sama kamu,” kata Natasha.
“Tapi dia kan pernah jadi sahabat terbaik kita-kita, udah ngehabisin waktu sama-sama tiap hari,” jawabku.
“Ye lah, tinggal lihat nanti aku sibuk apa nggak,” kata Bella.
“Ah, kamu sibuk apa’an??? Sibuk bersih-bersih rumah ya,, haha… :D,” Nitha mengejek.
“Apa’an sih kamu aku itu …”
Belum sempat Bella bicara udah di stop sama Natasha. Takutnya nggak selesai-selesai kalau ngomong. Haha… :D. bel pulang berbunyi , ternyata Natasha dan Bella nggak bisa ikut menjenguk karena dia ada les hari ini. Jadi hanya aku dan Nitha saja yang bisa. Kami datang ke sana naik sepeda. Sampai di rumah Maya aku tak melihat dia di rumah, kata pak satpam dia belum kembali dari rumah sakit.
“Apa sakit Maya parah ya, kok dia belum pulang dari rumah sakit? Lama banget!!”, tanya Nitha.
“Aku juga tak tahu, kita tunggu sebentar aja ya di sini, mungkin dia akan pulang sebentar lagi,” ajakku.
“Ya, lah terserah kamu,” jawab Nitha
Pak satpam mempersilahkanku masuk, aku duduk di kursi dekat pos satpam. Tak lama kemudian ada mobil masuk dan kukira itu Maya dan mama papanya. Aku melihat Maya menangis masuk ke dalam rumah, wajahnya tampak pucat saat dia melihat ke arahku. Lalu aku menghampiri mamanya.
“Tante, Maya sakit apa? Dia cuma sakit biasa kan?”, tanyaku.
“Angel, tante nggak tega kalau cerita soal dia,” jawab mama Maya sambil menangis.
Mama Maya mengajakku bicara di taman sebelah rumahnya.
“Ada apa sebenernya tante, kok kelihatannya serius banget,” Nitha bertanya.
“Nit,Angel kamu mau kan buat Maya bahagia untuk yang terakhir kalinya,” tanya mama Maya
“Tante jangan bilang gitu emang ada apa sih,” tanyaku semakin keheranan.
Lalu tante Mala ibu dari Maya bercerita kalau dia terserang penyakit kanker hati yang sudah mencapai puncaknya. Dulu memang dia sering mengeluh sakit, tapi setelah diperiksakan belum terjadi tanda-tanda. Dan kemarin lusa dia pingsan, semua anggota rumah panik tidak karuan. Aku dan  Nitha yang mendengar cerita itu ingin menangis, tapi satu aku berusaha menguatkan tante Mala agar beliau masih berusaha. Mungkin Maya nggak mau bertemu aku jadi aku dan Nitha hanya minta tolong agar tante Mala menyampaikan pesanku kepada Maya kalau,
”Dia harus kuat, teman-temanmu masih ada di sampingmu, jangan putus asa. Banyak orang yang peduli dan sayang kepada dirimu, dan satu pesan dari kawanmu , Hadapi semua dengan ikhlas Tuhan pasti merencanakan sesuatu yang terbaik bagimu dibalik semua ini.”

Keesokan harinya, dan seperti biasanya hanya pelajaran sarapan terbaik bagiku dan kawan-kawan. Dan untungnya jam ke 3 mata pelajaran sedang kosong karena guru tersebut sedang mengurusi keperluannya dan kami hanya diberi tugas.
“Eh Nit, gimana kemarin dia sakit apa?,”tanya Bella dan Natasha.
Aku dan Nitha  hanya diam saja dan diantara kami berdua tidak ada yang mau menjawab.
“Woyy, kami berdua ini tanya, kenapa diem aja? Emang apa yang terjadi sih, apa sebegitu parahnya ya??,” tanya Bella keheranan.
“Udah nggak parah nih, tapi gajah makan kawat alias Gawat Darurat,”jawab Nitha.
“Sebenernya Maya sakit kanker hati dan udah sampai puncaknya,”jawabku.
“Hah apa, sampai sebegitunya?,” Bella terkejut.
Lalu kami berempat pun hanya bisa terdiam dan merenung. Sampai bel istirahat berbunyi, kami berempat tak kemana-mana dan hanya duduk di kelas. Setelah itu pelajaran dimulai lagi dan berakhir sekitar pukul 2. Kami semua keluar kelas dan pulang pastinya. Aku lari terburu-buru meninggalkan Nitha, Natasha,dan Bella di kelas.

“Angel, mau kemana kamu,” tanya Nitha.
“Aku mau ketemu kak Radit,”teriakku di luar kelas.
Aku memberanikan diri berjalan menuju kelas kak Radit. Aku melihat dia keluar dari kelasnya dan kuhampiri ia.
“Kak, aku mau ngomong sesuatu, ada waktu nggak?”, tanyaku.
“Buat kamu apa sih yang nggak , emang mau ngomong soal apa?,” jawabnya.
Lalu aku dan dia berbicara di taman sekolah.
“Kak, aku boleh minta satu permintaan kan,?,” aku bertanya lagi.
“Permintaan apa itu?,” jawabnya.
“Aku mau kakak buat Maya bahagia.”jawabku.
“Maksud kamu apa?,” dia bertanya keheranan.
“Ya, nge buat dia bahagia satu hari aja deh kak, mau ya?,” pintaku.
“Ya udah deh kakak pertimabangin lagi nanti,” jawab kak Radit.
“Usahakan secepatnya ya, kalau nggak besok ya lusa, oke kak..  !!”, kataku.
“Oke deh, beres!!,” jawabnya.
 “Aku tahu kamu jaga banget perasaan kamu hanya demi sahabatmu,” batin kak Radit.
Dia terlihat memikirkan sesuatu, tapi nggak penting lah , nggak perlu tahu juga. Dia menawarkan mengantarkanku pulang , tapi aku menolak karena aku kan bawa sepeda, lagian aku ingin jaga jarak dulu lah sama kak Radit.
Dan keesokan harinya, kak Radit memenuhi permintaanku. Dia datang ke rumah Maya, kak Radit mengajaknya jalan-jalan dan aku tak tahu apa saja yang mereka lakukan. Mungkin itu akan menjadi hari terindah Maya.
“Eh Angel , kamu ngomong apa aja ke kak Radit?,” tanya Nitha.
“Aku cuma minta kak Radit buat nge bahagiain Maya,”jawabku.
“Oh, kamu rela apa ?,” sahut Bella.
“Rela-rela aja , kenapa enggak buat temen sendiri kok,? “ aku mengejek.
“Jadi kak Radit rela nggak masuk sekolah cuma untuk menuhin permintaan kamu yang nggak penting itu?.” Tanya Natasha.
“Mungkin itu permintaan nggak ada artinya buat kalian , tapi bagi Maya itu sangat indah,” jawabku.
“Terserah kamu aja deh, ngikut.”, sahut Nitha.
Aku datang ke rumah Maya bersama Nitha untuk menanyakan bagaimana keadaan Maya.
“Tante, bagaimana keadaan Maya apakah ada peningkatan?,tanya Nitha.
“Hhmm… masih belum ada Nit, tante juga bingung,”jawab tante Mala.
“Ya udah , yang sabar aja ya tante,” kataku.
“Ya, makasih.”kata tante.
Cuma itu yang ingin aku tanyakan. Aku pun kembali pulang.
Keesokan harinya, aku mendapat kabar yang tidak menggembirakan. Tante Mala menelfonku kalau Maya di bawa di rumah sakit karena keadaannya yang semakin memburuk. Aku, Nitha, Bella, dan Natasha izin tidak masuk sekolah. Kami menjenguk Maya yang ada di rumah sakit.
Aku lihat Maya terbaring lemah di kasur. Setelah aku disana cukup lama, Maya terbangun dan mengatakan sesuatu untuk kami.
“Teman , maafkan aku”, katanya dengan terbata-bata.
“Kami sudah memaafkanmu kok , kamu harus kuat ya..”, kata Nitha.
Dan hanya itulah yang bisa kami dengar darinya untuk yang terakhir kali , dan saat pemakamannya Tante Mala memberiku surat yang ia tulis saat kami tidak bersama.
Teman
Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetes
Menemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir
Jika hanya derita yang harus aku terima
Jika hanya kematian yang harus ku alami
Aku bersedia menjalani tanpa kesedihan
Jangan menangis sahabat….walau tak terkatakan
Sungguh aku merasa kau telah memaafkankan
Slamat tinggal sahabat sejatiku
Ikhlaskanlah kepergianku
Smoga sepeninggalku dari sisimu
Bahagia akan slalu menemanimu
I’ll always miss u sobat
 Persahabatan terindah dan takkan berakhir walau ia sudah tak ada. Sejuta kenangan yang pernah terukir di dalam hati kecilnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar