Hai Sobat Secreters – Secret Of World kalau
sebelumnya sudah postind tentang olahraga lompat jangkit, kali ini mari buka
pengetahuan baru tentang Engrang. Egrang atau jangkungan adalah galah atau
tongkat yang digunakan seseorang agar
bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.
Terdapat beberapa jenis egrang, yakni:
1. Egrang
pegangan
2. Egrang
pasak
3. Egrang
drywall
4. Egrang
pegas
Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di
berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah
mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, tetapi saat permainan ini
mulai di kombinasikan dengan berbagai hal sehingga dapat berdampingan dengan
dunia yang di katakan modern ini. Yang akan di ulas kali ini permainan egrang
yang ada di sulawesi tengah atau di kenal dengan nama tilako.
Permainan Egrang cukup terkenal di nusantara ini
misanya di daerah Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi yang ada di
Indonesia. Di sana ada satu suku bangsa yang bernama Kaili. Di kalangan mereka
ada satu jenis permainan yang disebut sebagai tilako (nama lain dari permainan
eggrang), yaitu sebuah permainan berjalan menggunakan alat yang terbuat dari
bambu dan pelepah sagu atau tempurung kelapa. Tilako disamping nama sebuah
permainan juga sekaligus nama alat yang digunakan untuk permainan tersebut.
Tilako itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “ti” dan “lako”.
“Ti” adalah kata awalan yang menunjukkan kata kerja dan “lako” secara harafiah
berarti “langkah/jalan”. Dalam permainan ini “tilako” adalah alat yang dipakai
untuk melangkah atau berjalan. Permainan ini dalam dialek Rai disebut kalempa
yang juga merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “ka” dan “lempa”. “Ka” adalah
kata awalan yang menunjukkan kata kerja dan “lempa” berarti “langkah”.Permainan
ini ada juga yang mengenal dengan nama jejangkungan.Cara memainkan permainan
ini sebenarnya beragam ini hanyalah salah satu dari banyak cara.
Pemain
Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai
permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak
laki-laki yang berusia 7--13 tahun. Jumlah pemainnya 2--6 orang.
Tempat
dan Peralatan Permainan
Permainan egrang ini tidak membutuhkan tempat
(lapangan) yang khusus. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah.
Jadi, dapat di tepi pantai, di tanah lapang atau di jalan. Luas arena permainan
tilako ini hanya sepanjang 7--15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter.
Peralatan yang digunakan adalah dua batang bambu
bata (volo vatu) yang relatif lurus dan sudah tua dengan panjang masing-masing
antara 1,5-3 meter. Cara membuatnya adalah sebagai berikut. Mula-mula bambu
dipotong menjadi dua bagian yang panjangnya masing-masing sekitar 2½-3 meter.
Setelah itu, dipotong lagi bambu yang lain menjadi dua bagian dengan ukuran
masing-masing sekitar 20-30 cm untuk dijadikan pijakan kaki. Selanjutnya, salah
satu ruas bambu yang berukuran panjang dilubangi untuk memasukkan bambu yang
berukuran pendek. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang, maka bambu
tersebut siap untuk digunakan.
Aturan
Permainan
Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua,
yaitu perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara
saling memukulkan kaki-kaki bambu. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan
oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2--5 orang. Sedangkan,
permainan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang
berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
Jalannya
Permainan
Apabila permainan hanya berupa adu kecepatan (lomba
lari), maka diawali dengan berdirinya 3-4 pemain di garis start sambil menaiki
bambu masing-masing. Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar
bermain egrang, mereka dapat menaikinya dari tempat yang agak tinggi atau
menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap,
orang lain yang tidak ikut bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai
permainan. Mendengar aba-aba itu, para pemain akan berlari menuju garis finish.
Pemain yang lebih dahulu mencapai garis finish dinyatakan sebagai pemenangnya.
Sedangkan, apabila permainan bertujuan untuk
mengadu bambu masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang
pemain yang dilakukan secara musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan
berdiri berhadapan. Apabila telah siap, peserta lain yang belum mendapat
giliran bermain akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan.
Mendengar aba-aba itu, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang
mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya
dinyatakan sebagai pemenangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar