Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa
Barat, semakin terkenal keberadaannya. Hal ini dikarenakan diduga Gunung
tersebut adalah sebuah piramida besar, atau bisa disebut juga dengan istilah
punden berundak. Luas komplek bangunan dari situs gunung padang ini adalah 900 m2, ini berarti piramida atau punden berundak gunung padang merupakan yang terbesar di Asia.
Tak mudah untuk mencapai lokasi Gunung Padang. Butuh waktu empat
jam dari Desa Salebu, menyusuri hutan pinus melewati sungai kecil Cikahuripan.
Lalu masuk lagi ke hutan lindung, menempuh perjalanan di jalan sempit,
menerobos semak belukar. Hingga sampai di sebuah mata air.
Menurut Ali, situs megalitikum Gunung
Padang bukanlah piramida yang dibuat dengan beberapa ruangan di
dalamnya, melainkan punden berundak. ”Jadi hasil tumpukan batu saja, tidak ada
lorong di bawahnya,” ujar arkeolog dari Universitas Indonesia itu.
Punden berundak umumnya memiliki
teras-teras bertingkat sebelum mencapai puncak bangunan. Selama ini, atau sejak
ditemukan pada 1914, kata Ali, diketahui teras punden berundak membujur dari
utara ke selatan. ”Ada dugaan, terasnya juga ada di kiri kanan atau timur dan
barat gunung,” katanya.
Menurut Suganda, juru kunci situs, ada
cerita rakyat yang berkembang di desa-desa sekitar kawasan situs ini. Konon,
pada zaman kerajaan Padjajaran, Naganingrum, istri pertama Raja Padjajaran
Prabu Kian Santang, pada saat hamil meminta dibangunkan istana di sebelah timur
kerajaan Padjajaran.
Masyarakat sekitar meyakini, tumpukan
batu yang tersusun rapi ini konon yang dipersiapkan untuk membuat istana. Namun
karena anak yang sebelumnya diketahui berjenis kelamin laki laki pada saat
lahir dibuang dan diganti dengan anak anjing, Prabu Kian Santang marah dan
pembangunan keraton timur dibatalkan.
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan
adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000
tahun S.M. Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan
kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Selain
Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan
peninggalan periode megalitikum
Juru kunci Situs Megalit Gunung Padang, di
Kecamatan Campaka, Cianjur, Jabar, Senin, mengaku telah menemukan pintu masuk
situs yang terletak dibagian timur 40 tahun yang lalu bersama ayahnya.
Dadi (52), juru kunci itu, menceritakan
saat usianya 12 tahun, dia sering menemani ayahnya mencari sarang madu lebah
liar yang ada di daerah tersebut. Ketika itulah, dia pernah masuk ke dalam
perut situs melalui goa yang memiliki gerbang layaknya sebuah rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar